Posted by arthomoro
On
Rabu, 22 Februari 2012
Kali
ini kita akan coba menyimak peradaban lain, yaitu peradaban atlantis.
Sebuah negeri di belahan bumi lain yang kini telah mengalami kiamat.
Melihat waktu kejadiannya sepertinya merupakan peradaban sebelum bani
adam lahir. Beberapa manuskrip kuno banyak membuktikan hal ini. Banyak
pendapat kemungkinan sejaman dengan peradaban Dinasti Rama di wilayah
India. Tentang siapa mereka dan makhluk apakah para penghuninya, kita
simak dulu artikel berikut.
==========================
Mitos tentang Peradaban Atlantis pertama kali dicetuskan oleh seorang
filsafat Yunani kuno bernama Plato (427 – 347 SM) dalam buku Critias dan
Timaeus
Dalam buku Timaeus Plato menceritakan bahwa dihadapan selat
Mainstay Haigelisi, ada sebuah pulau yang sangat besar, dari sana
kalian dapat pergi ke pulau lainnya,
di depan pulau-pulau itu adalah
seluruhnya daratan yang dikelilingi laut samudera, itu adalah kerajaan
Atlantis. Ketika itu Atlantis baru akan melancarkan perang besar dengan
Athena, namun di luar dugaan Atlantis tiba-tiba mengalami gempa bumi dan
banjir, tidak sampai sehari semalam, tenggelam sama sekali di dasar
laut, negara besar yang melampaui peradaban tinggi, lenyap dalam
semalam.
Dibagian lain pada buku Critias adalah adik sepupu dari
Critias mengisahkan tentang Atlantis. Critias adalah murid dari ahli
filsafat Socrates, tiga kali ia menekankan keberadaan Atlantis dalam
dialog. Kisahnya berasal dari cerita lisan Joepe yaitu moyang lelaki
Critias, sedangkan Joepe juga mendengarnya dari seorang penyair Yunani
bernama Solon (639-559 SM).
Solon adalah yang paling bijaksana di
antara 7 mahabijak Yunani kuno, suatu kali ketika Solon berkeliling
Mesir, dari tempat pemujaan makam leluhur mengetahui legenda Atlantis.
Garis besar kisah pada buku tersebut Ada sebuah daratan raksasa di atas
Samudera Atlantik arah barat Laut Tengah yang sangat jauh, yang bangga
dengan peradabannya yang menakjubkan. Ia menghasilkan emas dan perak
yang tak terhitung banyaknya. Istana dikelilingi oleh tembok emas dan
dipagari oleh dinding perak. Dinding tembok dalam istana bertahtakan
emas, cemerlang dan megah. Di sana, tingkat perkembangan
peradabannya memukau orang. Memiliki pelabuhan dan kapal dengan
perlengkapan yang sempurna, juga ada benda yang bisa membawa orang
terbang. Kekuasaannya tidak hanya terbatas di Eropa, bahkan jauh sampai
daratan Afrika. Setelah dilanda gempa dahsyat,
tenggelamlah ia ke dasar laut beserta peradabannya, juga hilang dalam ingatan orang-orang.
Jika dibaca dari sepenggal kisah diatas maka kita akan berpikiran bahwa
Atlantis merupakan sebuah peradaban yang sangat memukau. Dengan
teknologi dan ilmu pengetahuan pada waktu itu sudah menjadikannya sebuah
bangsa yang besar dan mempunyai kehidupan yang makmur.
Tapi
kemudian saya mempunyai pertanyaan, apakah itu hanya sebuah cerita untuk
pengantar tidur pada jamannya Plato atau memang Plato mempunyai bukti2
kuat dan otentik bahwa atlantis itu benar-benar pernah ada dalam
kehidupan di bumi ini?
Terdapat beberapa catatan tentang usaha para
ilmuwan dan orang-orang dalam pencarian untuk membuktikan bahwa Atlantis
itu benar-benar pernah ada.
Menurut perhitungan versi Plato
waktu tenggelamnya kerajaan Atlantis, kurang lebih 11.150 tahun yang
silam. Plato pernah beberapa kali mengatakan, keadaan kerajaan Atlantis
diceritakan turun-temurun. Sama sekali bukan rekaannya sendiri. Plato
bahkan pergi ke Mesir minta petunjuk biksu dan rahib terkenal setempat
waktu itu. Guru Plato yaitu Socrates ketika membicarakan tentang
kerajaan Atlantis juga menekankan, karena hal itu adalah nyata, nilainya
jauh lebih kuat dibanding kisah yang direkayasa.
Jika semua
yang diutarakan Plato memang benar-benar nyata, maka sejak 12.000 tahun
silam, manusia sudah menciptakan peradaban. Namun di manakah kerajaan
Atlantis itu? Sejak ribuan tahun silam orang-orang menaruh minat yang
sangat besar terhadap hal ini. Hingga abad ke-20 sejak tahun 1960-an,
laut Bermuda yang terletak di bagian barat Samudera Atlantik, di
kepulauan Bahama, dan laut di sekitar kepulauan Florida pernah
berturut-turut diketemukan keajaiban yang menggemparkan dunia.
Suatu hari di tahun 1968, kepulauan Bimini di sekitar Samudera Atlantik
di gugusan Pulau Bahama, laut tenang dan bening bagaikan kaca yang
terang, tembus pandang hingga ke dasar laut. Beberapa penyelam dalam
perjalanan kembali ke kepulauan Bimini, tiba-tiba ada yang menjerit
kaget. Di dasar laut ada sebuah jalan besar! Beberapa penyelam secara
bersamaan terjun ke bawah, ternyata memang ada sebuah jalan besar
membentang tersusun dari batu raksasa. Itu adalah sebuah jalan besar
yang dibangun dengan menggunakan batu persegi panjang dan poligon, besar
kecilnya batu dan ketebalan tidak sama, namun penyusunannya sangat
rapi, konturnya cemerlang. Apakah ini merupakan jalan posnya kerajaan
Atlantis?
Awal tahun ‘70-an disekitar kepulauan Yasuel Samudera
Atlantik, sekelompok peneliti telah mengambil inti karang dengan
mengebor pada kedalaman 800 meter di dasar laut, atas ungkapan ilmiah,
tempat itu memang benar-benar sebuah daratan pada 12.000 tahun silam.
Kesimpulan yang ditarik atas dasar teknologi ilmu pengetahuan, begitu
mirip seperti yang dilukiskan Plato! Namun, apakah di sini tempat
tenggelamnya kerajaan Atlantis?
Tahun 1974, sebuah kapal
peninjau laut Uni Soviet telah membuat 8 lembar foto yang jika disarikan
membentuk sebuah bangunan kuno mahakarya manusia. Apakah ini dibangun
oleh orang Atlantis?
Tahun 1979, ilmuwan Amerika dan Perancis
dengan peranti instrumen yang sangat canggih menemukan piramida di dasar
laut “segitiga maut” laut Bermuda.
Panjang piramida kurang lebih
300 meter, tinggi kurang lebih 200 meter, puncak piramida dengan
permukaan samudera hanya berjarak 100 meter, lebih besar dibanding
piramida Mesir. Bagian bawah piramida terdapat dua lubang raksasa, air
laut dengan kecepatan yang menakjubkan mengalir di dasar lubang.
Piramida besar ini, apakah dibangun oleh orang-orang Atlantis? Pasukan
kerajaan Atlan pernah menaklukkan Mesir, apakah orang Atlantis membawa
peradaban piramida ke Mesir? Benua Amerika juga terdapat piramida,
apakah berasal dari Mesir atau berasal dari kerajaan Atlantis?
Tahun 1985, dua kelasi Norwegia menemukan sebuah kota kuno di bawah
areal laut “segitiga maut”. Pada foto yang dibuat oleh mereka berdua,
ada dataran, jalan
besar vertikal dan horizontal serta lorong, rumah
beratap kubah, gelanggang aduan (binatang), kuil, bantaran sungai dll.
Mereka berdua mengatakan mutlak percaya terhadap apa yang mereka temukan
itu adalah Benua Atlantis seperti yang dilukiskan oleh Plato. Benarkah
itu?
============
Perihal atlantis sudah lama menjadi
pembicaraan para ahli dari jaman ke jaman mereka berusaha menggali. Ada
teori baru yang mengejutkan tentang keberadaan benua atlantis, dari
seorang ilmuwan asal Brazil, Santos. Santos menegaskan bahwa Atlantis
itu adalah wilayah yang sekarang ini disebut Indonesia!
weleh..weleh..boleh juga nih. Kita simak yuk...
===========
Dalam penelitiannya selama 30 tahun yang ditulis dalam sebuah buku
“Atlantis, The Lost Continent Finally Found, The Definitifve
Localization of Plato’s Lost Civilization” dia menampilkan 33
perbandingan, seperti luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi,
dan cara bertani, yang akhirnya menyimpulkan bahwa Atlantis itu adalah
Indonesia. Sistem terasisasi sawah yang khas Indonesia, menurutnya,
ialah bentuk yang diadopsi oleh Candi Borobudur, Piramida di Mesir, dan
bangunan kuno Aztec di Meksiko.
Santos menetapkan bahwa pada
masa lalu Atlantis itu merupakan benua yang membentang dari bagian
selatan India, Sri Lanka, Sumatra, Jawa, Kalimantan, terus ke arah timur
dengan Indonesia (yang sekarang) sebagai pusatnya. Di wilayah itu
terdapat puluhan gunung berapi yang aktif dan dikelilingi oleh samudera
yang menyatu bernama Orientale, terdiri dari Samudera Hindia dan
Samudera Pasifik.
Sedangkan menurut Plato Atlantis merupakan
benua yang hilang akibat letusan gunung berapi yang secara bersamaan
meletus. Pada masa itu sebagian besar bagian dunia masih diliput oleh
lapisan-lapisan es (era Pleistocene). Dengan meletusnya berpuluh-puluh
gunung berapi secara bersamaan yang sebagian besar terletak di wilayah
Indonesia (dulu) itu, maka tenggelamlah sebagian benua dan diliput oleh
air asal dari es yang mencair. Di antaranya letusan gunung Meru di India
Selatan dan gunung Semeru/Sumeru/Mahameru di Jawa Timur. Lalu letusan
gunung berapi di Sumatera yang membentuk Danau Toba dengan pulau
Somasir, yang merupakan puncak gunung yang meletus pada saat itu.
Letusan yang paling dahsyat di kemudian hari adalah gunung Krakatau
(Krakatoa) yang memecah bagian Sumatera dan Jawa dan lain-lainnya serta
membentuk selat dataran Sunda.
Santos berbeda dengan Plato
mengenai lokasi Atlantis. Ilmuwan Brazil itu berargumentasi, bahwa pada
saat terjadinya letusan berbagai gunung berapi itu, menyebabkan lapisan
es mencair dan mengalir ke samudera sehingga luasnya bertambah. Air dan
lumpur berasal dari abu gunung berapi tersebut membebani samudera dan
dasarnya, mengakibatkan tekanan luar biasa kepada kulit bumi di dasar
samudera, terutama pada pantai benua. Tekanan ini mengakibatkan gempa.
Gempa ini diperkuat lagi oleh gunung-gunung yang meletus kemudian secara
beruntun dan menimbulkan gelombang tsunami yang dahsyat. Santos
menamakannya Heinrich Events.
Dalam usaha mengemukakan pendapat
mendasarkan kepada sejarah dunia, tampak Plato telah melakukan dua
kekhilafan, pertama mengenai bentuk/posisi bumi yang katanya datar.
Kedua, mengenai letak benua Atlantis yang katanya berada di Samudera
Atlantik yang ditentang oleh Santos. Penelitian militer Amerika Serikat
di wilayah Atlantik terbukti tidak berhasil menemukan bekas-bekas benua
yang hilang itu. Oleh karena itu tidaklah semena-mena ada peribahasa
yang berkata, “Amicus Plato, sed magis amica veritas.” Artinya,”Saya
senang kepada Plato tetapi saya lebih senang kepada kebenaran.”
Namun, ada beberapa keadaan masa kini yang antara Plato dan Santos
sependapat. Yakni pertama, bahwa lokasi benua yang tenggelam itu adalah
Atlantis dan oleh Santos dipastikan sebagai wilayah Republik Indonesia.
Kedua, jumlah atau panjangnya mata rantai gunung berapi di Indonesia. Di
antaranya ialah Kerinci, Talang, Krakatoa, Malabar, Galunggung,
Pangrango, Merapi, Merbabu, Semeru, Bromo, Agung, Rinjani. Sebagian dari
gunung itu telah atau sedang aktif kembali.
================
Luar biasa. Jangan-jangan mereka moyang-nya pithecantropus soloensis? hehehe..
Tapi seperti apa kira-kira kehidupan di negeri atlantis ini
sampai-sampai orang begitu penasarannya, apakah kisah ini memiliki
detail "istimewa" yang keluar dari sekedar khayalan maupun kecerdasan
imajinasi? Begitu bernafsunya menguak misteri bahkan sampai ada yang
mengaku "titisan" reinkarnasi kehidupan makhluk atlantis, dan
menceritakan kehidupan negeri yang hilang tersebut. Boleh percaya,boleh
tidak, tidak haram kok, tapi geli saja kalo terlalu yakin dengan cerita
seorang yang mengalami reinkarnasi, khususnya bagi kita umat islam.
Namun juga terlalu rinci dan jelas kalo disebut sebagai igauan atau
mimpi di siang bolong. Kisahnya sebagai berikut....
=================
Sarjana Barat secara kebetulan menemukan seseorang yang mampu mengingat
kembali dirinya sebagai orang Atlantis di kehidupan sebelumnya, mengaku
bernama “Inggrid Benette”. Beberapa penggal kehidupan dan kondisi
sosial dalam ingatannya masih membekas, sebagai bahan masukan agar bisa
merasakan secara gamblang peradaban tinggi Atlantis. Dan yang terpenting
adalah memberikan kita petunjuk tentang mengapa Atlantis musnah. Di
bawah ini adalah ingatan Inggrid Bennette...
Kehidupan yang Dipenuhi Kecerdasan
Dalam kehidupan sebelumnya di Atlantis, saya adalah seorang yang
berpengetahuan luas, dipromosikan sebagai kepala energi wanita
“Pelindung Kristal” (setara dengan seorang kepala pabrik pembangkit
listrik sekarang). Pusat energi ini letaknya pada sebuah ruang luas yang
bangunannya beratap lengkung. Lantainya dari pasir dan batu tembok, di
tengah-tengah kamar sebuah kristal raksasa diletakkan di atas alas dasar
hitam. Fungsinya adalah menyalurkan energi ke seluruh kota. Tugas saya
melindungi kristal tersebut. Pekerjaan ini tak sama dengan sistem
operasional pabrik sekarang, tapi dengan menjaga keteguhan dalam hati,
memahami jiwa sendiri, merupakan bagian penting dalam pekerjaan, ini
adalah sebuah instalasi yang dikendalikan dengan jiwa. Ada seorang
lelaki yang cerdas dan pintar, ia adalah “pelindung” kami, pelindung
lainnya wanita.
Rambut saya panjang berwarna emas, rambut
digelung dengan benda rajutan emas, persis seperti zaman Yunani. Rambut
disanggul tinggi, dengan gulungan bengkok jatuh bergerai di atas
punggung. Setiap hari rambutku ditata oleh ahli penata rambut, ini
adalah sebagian pekerjaan rutin. Filsafat yang diyakini orang Atlantis
adalah bahwa “tubuh merupakan kuilnya jiwa”, oleh karena itu sangat
memperhatikan kebersihan tubuh dan cara berbusana, ini merupakan hal
yang utama dalam kehidupan. Saya mengenakan baju panjang tembus pandang,
menggunakan daun pita emas yang diikat di pinggang belakang setelah
disilang di depan dada. Lelaki berpakaian rok panjang juga rok pendek,
sebagian orang memakai topi, sebagian tidak, semuanya dibuat dengan
bahan putih bening yang sama. Seperti pakaian seragam, namun di masa
itu, sama sekali tidak dibedakan, mengenakan ini hanya menunjukkan
sebuah status, melambangkan kematangan jiwa raga kita. Ada juga yang
mengenakan pakaian warna lain, namun dari bahan bening yang sama, mereka
mengenakan pakaian yang berwarna karena bertujuan untuk pengobatan.
Hubungannya sangat besar dengan ketidakseimbangan pusat energi tubuh,
warna yang spesifik memiliki fungsi pengobatan.
Berkomunikasi dengan Hewan
Saya sering pergi mendengarkan nasihat lumba-lumba. Lumba-lumba hidup
di sebuah tempat yang dibangun khusus untuk mereka. Sebuah area danau
besar yang indah, mempunyai undakan raksasa yang menembus ke tengah
danau. Pilar dua sisi undakan adalah tiang yang megah, sedangkan area
danau dihubungkan dengan laut melalui terusan besar. Di siang hari
lumba-lumba berenang di sana, bermain-main, setelah malam tiba kembali
ke lautan luas. Lumba-lumba bebas berkeliaran, menandakan itu adalah
tempat yang sangat istimewa. Lumba-lumba adalah sahabat karib dan
penasihat kami. Mereka sangat pintar, dan merupakan sumber keseimbangan
serta keharmonisan masyarakat kami. Hanya sedikit orang pergi
mendengarkan bahasa intelek lumba-lumba. Saya sering berenang bersama
mereka, mengelus mereka, bermain-main dengan mereka, serta mendengarkan
nasihat mereka. Kami sering bertukar pikiran melalui telepati. Energi
mereka membuat saya penuh vitalitas sekaligus memberiku kekuatan. Saya
dapat berjalan-jalan sesuai keinginan hati, misalnya jika saya ingin
pergi ke padang luas yang jauh jaraknya, saya memejamkan mata dan
memusatkan pikiran pada tempat tersebut. Akan ada suatu suara “wuung”
yang ringan, saya membuka mata, maka saya sudah berada di tempat itu.
Saya paling suka bersama dengan Unicorn (kuda terbang). Mereka sama
seperti kuda makan rumput di padang belantara. Unicorn memiliki sebuah
tanduk di atas kepalanya, sama seperti ikan lumba-lumba, kami kontak
lewat hubungan telepati. Secara relatif, pikiran Unicorn sangat polos.
Kami acap kali bertukar pikiran, misalnya, “Aku ingin berlari cepat”.
Unicorn akan menjawab: “Baiklah”. Kita lari bersama, rambut kami
berterbangan tertiup angin. Jiwa mereka begitu tenang, damai menimbulkan
rasa hormat. Unicorn tidak pernah melukai siapa pun, apalagi mempunyai
pikiran atau maksud jahat, ketika menemui tantangan sekalipun akan tetap
demikian.
Saya sering kali merasa sedih pada orang zaman sekarang,
sebab sama sekali tidak percaya dengan keberadaan hewan ini, ada seorang
pembina jiwa mengatakan kepadaku: “Saat ketika kondisi dunia kembali
pada keseimbangan dan keharmonisan, semua orang saling menerima, saling
mencintai, saat itu Unicorn akan kembali”.
Lingkungan yang Indah Permai
Di timur laut Atlantis terdapat sebidang padang rumput yang sangat
luas. Padang rumput ini menyebarkan aroma wangi yang lembut, dan saya
suka duduk bermeditasi di sana. Aromanya begitu hangat. Kegunaan dari
bunga segar sangat banyak, maka ditanam secara luas. Misalnya, bunga
yang berwarna biru dan putih ditanam bersama, ini bukan saja sangat
menggoda secara visual, sangat dibutuhkan buat efektivitas getaran.
Padang rumput ini dirawat oleh orang yang mendapat latihan khusus dan
berkualitas tinggi serta kaya pengetahuan. “Ahli ramuan” mulai merawat
mereka sejak tunas, kemudian memetik dan mengekstrak sari pati
kehidupannya.
Di lingkungan kerja di Atlantis, jarang ada yang
berposisi rendah. Serendah apa pun pekerjaannya, tetap dipandang sebagai
anggota penting di dalam masyarakat kami. Masyarakat terbiasa dengan
menghormati dan memuji kemampuan orang lain. Yang menanam buah,
sayur-mayur, dan penanam jenis kacang-kacangan juga hidup di timur laut.
Sebagian besar adalah ahli botani, ahli gizi dan pakar makanan lainnya.
Mereka bertanggung jawab menyediakan makanan bagi segenap peradaban
kami.
Sebagian besar orang ditetapkan sebagai pekerja fisik,
misalnya tukang kebun dan tukang bangunan. Hal itu akan membuat kondisi
tubuh mereka tetap stabil. Sebagian kecil dari mereka mempunyai
kecerdasan, pengaturan pekerjaan disesuaikan dengan tingkat perkembangan
kecerdasan mereka. Orang Atlantis menganggap, bahwa pekerjaan fisik
lebih bermanfaat, ini membuat emosi (perasaan) mereka mendapat
keseimbangan, marah dan suasana hati saat depresi dapat diarahkan secara
konstruktif, lagi pula tubuh manusia terlahir untuk pekerjaan fisik,
hal tersebut telah dibuktikan. Namun, selalu ada pengecualian, misalnya
lelaki yang kewanitaan atau sebaliknya, pada akhirnya, orang pintar akan
membimbing orang-orang ini bekerja yang sesuai dengan kondisi mereka.
Setiap orang akan menuju ke kecerdasan, berperan sebagai tokoh sendiri,
semua ini merupakan hal yang paling mendasar.
Seluruh kehidupan
Atlantis merupakan himpunan keharmonisan yang tak terikat secara
universal bagi tumbuh-tumbuhan, mineral, hewan dan sayur-mayur. Setiap
orang merupakan partikel bagiannya, setiap orang tahu, bahwa pengabdian
mereka sangat dibutuhkan. Di Atlantis tidak ada sistem keuangan, hanya
ada aktivitas perdagangan. Kami tidak pernah membawa dompet atau kunci
dan sejenisnya. Jarang ada keserakahan atau kedengkian, yang ada hanya
kebulatan tekad.
Teknologi yang Tinggi
Di Atlantis ada
sarana terbang yang modelnya mirip “piring terbang” (valakrye), mereka
menggunakan medan magnet mengendalikan energi perputaran dan pendaratan,
sarana hubungan jenis ini biasa digunakan untuk perjalanan jarak jauh.
Perjalanan jarak pendek hanya menggunakan katrol yang dapat ditumpangi
dua orang. Ia mempunyai sebuah mesin yang mirip seperti kapal hidrofoil,
prinsip kerja sama dengan alat terbang, juga menggunakan medan energi
magnet. Yang lainnya seperti makanan, komoditi rumah tangga atau
barang-barang yang berukuran besar, diangkut dengan cara yang sama
menggunakan alat angkut besar yang disebut “Subbers.”
Atlantis
adalah sebuah peradaban yang sangat besar, kami berkomunikasi
menggunakan kapal untuk menyiarkan berita ke berbagai daerah. Sebagian
besar informasi diterima oleh “orang pintar” melalui respons batin,
mereka memiliki kemampuan menerima dengan cara yang istimewa, ini mirip
dengan stasiun satelit penerima, dan sangat akurat. Maka, pekerjaan
mereka adalah duduk dan menerima informasi yang disalurkan dari tempat
lain. Sebenarnya, dalam pekerjaan, cara saya mengoperasikan kristal
besar, juga dikerjakan melalui hati.
Pengobatan yang Maju
Dalam peradaban ini, tidak ada penyakit yang parah. Metode pengobatan
yang digunakan, semuanya menggunakan kristal, warna, musik, wewangian
dan paduan ramuan, dengan mengembangkan efektivitas pengobatan secara
keseluruhan.
Pusat pengobatan adalah sebuah tempat yang banyak
kamarnya. Saat penderita masuk, sebuah warna akan dicatat di tembok.
Lalu pasien diarahkan ke sebuah kamar khusus untuk menentukan
pengobatan. Di kamar pertama, asisten yang terlatih baik dan
berpengetahuan luas tentang pengobatan akan mendeteksi frekwensi getaran
pada tubuh pasien. Informasi dialihkan ke kamar lainnya. Di kamar
tersebut, sang pasien akan berbaring di atas granit yang datar,
sedangkan asisten lainnya akan mengatur rancangan pengobatan yang sesuai
untuk pasien.
Setelah itu, kamar akan dipenuhi musik terapi,
kristal khusus akan diletakkan di pasien. Seluruh kamar penuh dengan
wewangian yang lembut, terakhir akan tampak sebuah warna. Selanjutnya,
pasien diminta merenung, agar energi pengobatan meresap ke dalam tubuh.
Dengan demikian, semua indera yang ada akan sehat kembali, “warna”
menyembuhkan indera penglihatan, “aroma tumbuh-tumbuhan” menyembuhkan
indera penciuman, “musik yang merdu” menyembuhkan indera pendengaran,
dan terakhir, “air murni” menyembuhkan indera perasa. Saat meditasi
selesai, harus minum air dari tabung. Energinya sangat besar, bagaikan
seberkas sinar, menyinari tubuh dari atas hingga ke bawah. Seluruh tubuh
bagai telah terpenuhi. Teknik pengobatan selalu berkaitan dengan “medan
magnet” dan “energi matahari” , sekaligus merupakan pengobatan secara
fisik dan kejiwaan.
Pendidikan Anak yang Ketat
Saat
bayi masih dalam kandungan, sudah diberikan suara, musik serta bimbingan
kecerdasan pada zaman itu. Semasa dalam kandungan, “orang pintar” akan
memberikan pengarahan kepada orang tua sang calon anak. Sejak sang bayi
lahir, orang tua merawat dan mendidiknya di rumah, menyayangi dan
mencintai anak mereka. Di siang hari, anak-anak akan dititipkan di
tempat penitipan anak, mendengar musik di sana, melihat getaran warna
dan cerita-cerita yang berhubungan dengan cara berpikiran positif dan
kisah bertema filosofis.
Pusat pendidikan anak, terdapat di
setiap tempat. Anak-anak dididik untuk menjadi makhluk hidup yang
memiliki inteligensi sempurna. Belajar membuka pikiran, agar jasmani dan
rohani mereka bisa bekerja sama. Di tahap perkembangan anak, orang
pintar memegang peranan yang sangat besar, pendidik mempunyai posisi
terhormat dalam masyarakat Atlantis, biasanya baru bisa diperoleh ketika
usia mencapai 60-120 tahun, tergantung pertumbuhan inteligensi. Dan
merupakan tugas yang didambakan setiap orang.
Di seluruh
wilayah, setiap orang menerima pendidikan sejak usia 3 tahun. Mereka
menerima pendidikan di dalam gedung bertingkat. Di depan gedung sekolah
terdapat lambang pelangi, pelangi adalah lambang pusat bimbingan.
Pelajaran utamanya adalah mendengar dan melihat. Sang murid santai
berbaring atau duduk, sehingga ruas tulang belakang tidak mengalami
tekanan. Metode lainnya adalah merenung, mata ditutup dengan perisai
mata, dalam perisai mata ditayangkan berbagai macam warna. Pada kondisi
merenung, metode visualisasi seperti ini sangat efektif. Bersamaan itu
juga diberi pita kaset bawah sadar. Saat tubuh dan otak dalam keadaan
rileks,
pengetahuan mengalir masuk ke bagian memori otak besar. Ini
merupakan salah satu metode belajar yang paling efektif, sebab ia telah
menutup semua jalur informasi yang dapat mengalihkan perhatian. “Orang
pintar” membimbing si murid, tergantung tingkat kemampuan menyerap sang
anak, dan memudahkan melihat bakat tertentu yang dimilikinya. Dengan
begini, setiap anak memiliki kesempatan yang sama mengembangkan
potensinya.
Pemikiran maju yang positif dan frekwensi getaran
merupakan kunci utama dalam masa belajar dan meningkatkan/mendorong
wawasan sanubari terbuka. Semakin tinggi tingkat frekwensi getaran pada
otak, maka frekwensi getaran pada jiwa semakin tinggi. Semakin positif
kesadaran inheren, maka semakin mencerminkan kesadaran ekstrinsik maupun
kesadaran terpendam. Ketika keduanya serasi, akan membuka wawasan dunia
yang positif: Jika keduanya tidak serasi, maka orang akan hanyut pada
keserakahan dan kekuasaan. Bagi orang Atlantis, mengendalikan daya pikir
orang lain adalah cara hidup yang tak beradab, dan ini tidak
dibenarkan.
Dalam buku sejarah kami, kami pernah merasa tidak
aman dan tenang. Karakter leluhur kami yang tak beradab masih saja
mempengaruhi masyarakat kami waktu itu. Misalnya, memilih binatang untuk
percobaan. Namun, kaidah inteligensi dengan keras melarang mencampuri
kehidupan orang lain. Meskipun kita tahu ada risikonya, namun kita tidak
boleh memaksa atau menghukum orang lain, sebab setiap orang harus
bertanggung jawab atas perkembangan sanubarinya sendiri. Pada masyarakat
itu, rasa tidak aman adalah demi untuk mendapatkan keamanan. Filsafat
seperti ini sangat baik, dan sangat dihormati orang-orang ketika itu, ia
adalah pelindung kami.
Kiamat yang Melanda Atlantis
Saya tidak bersuami. Pada waktu itu, orang-orang tidak ada ikatan
perkawinan. Jika Anda bermaksud mengikat seseorang, maka akan
melaksanakan sebuah upacara pengikatan. Pengikatan tersebut sama sekali
tidak ada efek hukum atau kekuatan yang mengikat, hanya berdasarkan pada
perasaan hati. Kehidupan seks orang Atlantis sangat dinamis untuk
mempertahankan kesehatan. Saya memutuskan hidup bersamanya berdasarkan
kesan akan seks, inteligensi dan daya tarik. Di masa itu, seks merupakan
sebuah bagian penting dalam kehidupan, seks sama pentingnya dengan
makan atau tidur. Ini adalah bagian dari “keberadaan hidup secara
keseluruhan”, lagi pula tubuh kami secara fisik tidak menampakkan usia
kami, umumnya kami dapat hidup hingga berusia 200 tahun lamanya.
Ada juga yang orang berhubungan seks dengan hewan, atau dengan setengah
manusia separuh hewan, misalnya, tubuh seekor kuda yang berkepala
manusia. Di saat itu, orang Atlantis dapat mengadakan transplantasi
kawin silang, demi keharmonisan manusia dan hewan pada alam, namun
sebagian orang melupakan hal ini, titik tolak tujuan mereka adalah seks.
Orang yang sadar mengetahui bahwa ini akan mengakibatkan
ketidakseimbangan pada masyarakat kami, orang-orang sangat cemas dan
takut terhadap hal ini, tetapi tidak ada tindakan preventif. Ini sangat
besar hubungannya dengan keyakinan kami, manusia memiliki kebebasan
untuk memilih, dan seseorang tidak boleh mengganggu pertumbuhan
inteligensi orang lain. Orang yang memilih hewan sebagai lawan main,
biasanya kehilangan keseimbangan pada jiwanya, dan dianggap tidak
matang.
Teknologi Maju yang Lalim
Pada masa kehidupan
saya, kami tahu Atlantis telah sampai di pengujung ajal. Di antara kami
ada sebagian orang yang tahu akan hal ini, namun, adalah sebagian besar
orang sengaja mengabaikannya, atau tidak tertarik terhadap hal ini.
Unsur materiil telah kehilangan keseimbangan. Teknologi sangat maju.
Misalnya, polusi udara dimurnikan, suhu udara disesuaikan. Majunya
teknologi, hingga kami mulai mengubah komposisi udara dan air. Terakhir
ini menyebabkan kehancuran Atlantis.
Empat unsur pokok yakni:
angin, air, api, dan tanah adalah yang paling fundamental dari galaksi
dan bumi kami ini, basis materiil yang paling stabil. Mencoba menyatukan
atau mengubah unsur pokok ini telah melanggar hukum alam. Ilmuwan
bekerja dan hidup di bagian barat Atlantis, mereka “mengalah” pada
keserakahan, demi kekuasaan dan kehormatan pribadi bermaksud
“mengendalikan” 4 unsur pokok. Kini alam tahu, hal ini telah
mengakibatkan kehancuran total. Mereka mengira dirinya di atas orang
lain, mereka berkhayal sebagai tokoh Tuhan, ingin mengendalikan unsur
pokok dasar pada bintang tersebut.
Menjelang Hari Kiamat
Ramalan “kiamat” pernah beredar secara luas, namun hanya orang yang
pintar dan yang mengikuti jalan spritual yang tahu penyebabnya. Akhir
dari peradaban kami hanya disebabkan oleh segelintir manusia! Ramalan
mengatakan: “Bumi akan naik, Daratan baru akan muncul, semua orang mulai
berjuang lagi. Hanya segelintir orang bernasib mujur akan hidup, mereka
akan menyebar ke segala penjuru di daratan baru, dan kisah Atlantis
akan turun-temurun, kami akan kembali ke masa lalu”. Menarik pelajaran,
Lumba-lumba pernah memberitahu kami hari “kiamat” akan tiba, kami tahu
saat-saat tersebut semakin dekat, sebab telah dua pekan tidak bertemu
lumba-lumba. Mereka memberitahu saat kami akan pergi ke sebuah tempat
yang tenang, dan menjaga bola kristal, lumba-lumba memberitahu kami
dapat pergi dengan aman ke barat.
Banyak orang meninggalkan
Atlantis mencari daratan baru. Sebagian pergi sampai ke Mesir, ada juga
menjelang “kiamat” meninggalkan Atlantis dengan kapal perahu, ke daratan
baru yang tidak terdapat di peta. Daratan-daratan ini bukan merupakan
bagian dari peradaban kami, oleh karena itu tidak dalam perlindungan
kami. Banyak yang merasa kecewa dan meninggalkan kami, aktif mencari
lingkungan yang maju dan aman. Oleh karenanya, Atlantis nyaris tidak ada
pendatang. Namun, setelah perjalanan segelintir orang hingga ke daratan
yang “aneh”, mereka kembali dengan selamat. Dan keadaan negerinya
paling tidak telah memberi tahu kami pengetahuan tentang kehidupan di
luar Atlantis.
Saya memilih tetap tinggal, memastikan kristal
energi tidak mengalami kerusakan apa pun, hingga akhir. Kristal selalu
menyuplai energi ke kota. Saat beberapa pekan terakhir, kristal ditutup
oleh pelindung transparan yang dibuat dari bahan khusus. Mungkin suatu
saat nanti, ia akan ditemukan, dan digunakan sekali lagi untuk maksud
baik. Saat kristal ditemukan, ia akan membuktikan peradaban Atlantis,
sekaligus menyingkap misteri lain yang tak terungkap selama beberapa
abad.
Saya masih tetap ingat hari yang terpanjang, hari
terakhir, detik terakhir, bumi kandas, gempa bumi, letusan gunung
berapi, bencana kebakaran. Lempeng bumi saling bertabrakan dengan keras.
Bumi sedang mengalami kehancuran, orang-orang di dalam atap lengkung
bangunan kristal bersikap menyambut saat kedatangannya. Jiwa saya sangat
tenang. Sebuah gedung berguncang keras. Saya ditarik seseorang ke atas
tembok, kami saling berpelukan. Saya berharap bisa segera mati.
Di langit asap tebal bergulung-gulung, saya melihat lahar bumi
menyembur, kobaran api merah mewarnai langit. Ruang dalam rumah penuh
dengan asap, kami sangat sesak. Lalu saya pingsan, selanjutnya, saya
ingat roh saya terbang ke arah terang. Saya memandang ke bawah dan
terlihat daratan sedang tenggelam. Air laut bergelora, menelan
segalanya. Orang-orang lari ke segala penjuru, jika tidak ditelan air
dahsyat pasti jatuh ke dalam kawah api. Saya mendengar dengan jelas
suara jeritan. Bumi seperti sebuah cerek air raksasa yang mendidih,
bagai seekor binatang buas yang kelaparan, menggigit dan menelan semua
buruannya. Air laut telah menenggelamkan daratan...
===========
Itulah akhir sebuah peradaban adidaya masa lampau, yang diselimuti
kepongahan dan ketakaburan dengan kekuatan, lupa bahwa alam ini ada
pemiliknya...apakah kita sekarang akan mengukir sejarah yang sama?
bagaimana takaburnya negara-negara barat terhadap kekuasaan Allah,
mereka lebih yakin dengan kecerdasan, dengan persenjataan canggih,
dengan kekuatan pribadi, dengan harta, dari pada bersujud kepada pemilik
alam? Mudah-mudahan sejarah masa lampau dapat menjadi pelajaran bagi
mereka yang mau merenungkan...
Lalu bagaimana kita menyikapi
kisah "reinkarnasi" ini, siapakah yang tengah bertutur? betulkah dia
titisan makhluk masa lampau? Kemungkinan bahwa yang berbicara adalah
tokoh bangsa jin yang merasuk lebih masuk akal. Apalagi bangsa ini
memiliki umur yang panjang, bisa ribuan tahun. Bisa jadi memang ini
kenyataan sejarah kehancuran mereka di muka bumi, sebelum bani adam....
Lalu apa penyebab kehancuran atlantis sebenarnya? mari kita simak lagi kisahnya...
=========================
Lewat ingatan Inggrid Benette, diketahui tingkat perkembangan teknologi
bangsa Atlantis, berbeda sekali dengan peradaban kita sekarang, bahkan
pengalamannya akan materiil berbeda dengan ilmu pengetahuan modern,
sebaliknya mirip dengan ilmu pengetahuan Tiongkok kuno, berkembang
dengan cara yang lain. Peradaban seperti ini jauh melampaui peradaban
sekarang. Mendengarnya saja seperti membaca novel fiktif. Bandingkan
dengan masa kini, kemampuan jiwa bangsa Atlantis sangat diperhatikan,
bahkan mempunyai kemampuan supernormal, mampu berkomunikasi dengan
hewan, yang diperhatikan orang sekarang adalah pintar dan berbakat,
dicekoki berbagai pengetahuan, namun mengabaikan kekuatan dalam.
Bangsa Atlantis mementingkan “inteligensi jiwa” dan “tubuh” untuk
mengembangkan seluruh potensi terpendam pada tubuh manusia, hal ini
membuat peradaban mereka bisa berkembang pesat dalam jangka panjang dan
penyebab utama tidak menimbulkan gejala ketidakseimbangan. Mengenai
punahnya peradaban Atlantis, layak direnungkan orang sekarang. Plato
menggambarkan kehancuran Atlantis dalam dialognya sebagai berikut:
“Hukum yang diterapkan Dewa Laut membuat rakyat Atlantis hidup bahagia,
keadilan Dewa Laut mendapat penghormatan tinggi dari seluruh dunia,
peraturan hukum diukir di sebuah tiang tembaga oleh raja-raja masa
sebelumnya, tiang tembaga diletakkan di tengah di dalam pulau kuil Dewa
Laut. Namun masyarakat Atlantis mulai bejat, mereka yang pernah memuja
dewa palsu menjadi serakah, maunya hidup enak dan menolak kerja dengan
hidup berfoya-foya dan serba mewah.”
Plato yang acap kali sedih terhadap sifat manusia mengatakan:
“Pikiran sekilas yang suci murni perlahan kehilangan warnanya, dan
diselimuti oleh gelora nafsu iblis, maka orang-orang Atlantis yang layak
menikmati keberuntungan besar itu mulai melakukan perbuatan tak
senonoh, orang yang arif dapat melihat akhlak bangsa Atlantis yang makin
hari makin merosot, kebajikan mereka yang alamiah perlahan-lahan
hilang, tapi orang-orang awam yang buta itu malah dirasuki nafsu, tak
dapat membedakan benar atau salah, masih tetap gembira, dikiranya semua
atas karunia Tuhan.”
Hancurnya peradaban disebabkan oleh
segelintir manusia, banyak yang tahu sebabnya, akan tetapi sebagian
besar orang mengabaikannya, maka timbul kelongsoran besar, dalam akhlak
dan tidak dapat tertolong. Maka, sejumlah kecil orang berbuat kesalahan
tidak begitu menakutkan, yang menakutkan adalah ketika sebagian besar
orang “mengabaikan kesalahan”, hingga “membiarkan perubahan” selanjutnya
diam-diam “menyetujui kejahatan”, tidak dapat membedakan benar dan
salah, kabar terhadap kesalahan mengakibatkan kesenjangan sifat manusia,
moral masyarakat merosot dahsyat, mendorong peradaban ke jalan buntu.
Kita sebagai orang modern, dapatlah menjadikan sejarah sebagai cermin
pelajaran, merenungi kembali ilmu yang kita kembangkan, yang mengenal
kehidupan hanya berdasarkan pengenalan yang objektif terhadap dunia
materi yang nyata, dan mengabaikan hakikat kehidupan dalam jiwa. Makna
kehidupan sejati, berangsur menjadi bisnis memenuhi nafsu materiil,
seperti ilmuwan Atlantis, segelintir orang tunduk pada keserakahan,
tidak mempertahankan kebenaran, demi kekuasaan dan kemuliaan,
mengembangkan teknologi yang salah, merusak lingkungan hidup. Apakah
kita sedang berbuat kesalahan yang sama?
0 komentar:
Posting Komentar