Posted by arthomoro
On
Senin, 20 Februari 2012
Mungkinkah
Teknologi Piring Terbang (Vimana-Rama/Valkrye-Atlantis) Sudah Pernah
Dikuasai Pada Zaman Nabi Sulaiman? Kapan kira-kira kejadiannya?
Coba kita fikirkan, bukankah Alquran adalah informasi penting yang sangat bagus untuk dikaji?
Peradaban yang sangat modern, gedung-gedung yang dibangun dengan sangat
tinggi, pemindahan istana dilakukan dalam waktu sekejap pada zaman Nabi
Sulaiman dan pastinya lebih banyak lagi hal-hal yang kita rasa tidak
mungkin untuk dilakukan dengan teknologi yang ada pada masa itu.
Pertanyaannya, mengapa peradaban-peradaban maju seperti itu
dimusnahkan? Namun sisa-sisa peradaban itu masih dapat kita temui
sekarang dan siapa yang mampu membawa dan menguasai peradaban itu dimasa
sekarang?
"Sesungguhnya Allah menahan langit dan bumi supaya
jangan lenyap; dan sungguh jika keduanya akan lenyap tidak ada
seorangpun yang dapat menahan keduanya selain Allah. Sesungguhnya Dia
adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun."
(QS. 35:41)
Semesta raya ini berasal dari Alma’ yang diberi Rawasia
Rawasia (bahasa arab) merupakan turunan kata rasa / meneguhkan,
mengikat, menambat, dan dengan demikian memiliki arti peneguh, pengikat,
penambat atau gaya alami yang menyusun tata letak dan tata gerak
semesta.
Para ilmuwan sendiri telah merumuskan empat gaya alami yang mengatur matematika tata letak dan tata gerak semesta :
1. Gravitasi yang membuat materi bermassa saling tarik.
2. Elektromagnetika yang bekerja pada muatan listrik yang diam dan bergerak, termasuk antara inti atom dan elektron.
3. Interaksi lemah yang mengikat inti atom.
4. Interaksi kuat yang mengikat partikel yang menyusun inti atom.
Dengan berbagai sistem Rawasia itu terwujudlah berbagai macam benda
angkasa, terpisah menurut keadaan dan susunan sebagaimana yang terlihat
sekarang.
Namun meski semua benda-benda angkasa, terutama
planet-planet memiliki Rawasia tetapi masing-masingnya mempunyai daya
tarik yang berbeda. Hal itu tergantung pada jarak suatu planet dari
matahari selaku titik pusat yang dikitari.
Semakin dekat suatu
planet pada matahari semakin kecil daya tarik magnetnya dan semakin
tebal atmosfir yang melingkupi planet itu.
Sebaliknya bila
suatu planet jauh dari matahari maka nilai tarik magnetnya lebih besar
dan atmosfirnya lebih tipis. Demikian pula susunan bintang-bintang yang
mengorbit dalam daerah suatu galaksi, berbeda-beda pula nilai tariknya.
Bumi dan planet lainnya memiliki Rawasia dengan sistem yang dinamakan
Simple, Untuk contohnya kita pakai planet bumi ini sendiri. Dari utara
keselatan membujur Rawasia atau batang magnet yang memutar bumi ini 3600
dalam waktu 24 jam (tepatnya 23 Jam 56 menit).
Hal itu berlaku
berkepanjangan. Kutub utara bumi adalah ujung Rawasia dengan magnet
negatif dan diselatannya positif, yaitu kebalikan dari unsur magnet yang
dimiliki matahari pada kedua kutubnya, dan hal inilah yang menyebabkan
adanya tarik menarik antara bumi dan matahari disepanjang jaman.
Bumi berputar disumbunya sambil beredar mengelilingi matahari pada jarak tertentu yang diperkirakan sejauh 93.000.000 mil.
Kutub utara bumi menarik unsur positif dari permukaan matahari sembari
membuang unsur negatif yang ditarik oleh kutub utara matahari. Kutub
selatan bumi menarik unsur negatif sembari membuang unsur positif yang
ditarik oleh kutub selatan matahari.
Unsur magnet yang di kutub
utara dan selatan bumi berpapasan dalam perut bumi dan perantukannya
bisa menimbulkan gempa dan letusan gunung.
Jadi magnet bumi ini
hanya keluar dikutub-kutubnya dan karenanya permukaan planet ini
membeku praktis dipakai untuk tempat kehidupan. Fungsi Rawasia yang
demikian kita namakan dengan sistem Simple.
Kalau orang
memperhatikan kedudukan pool magnet bumi di utara dan di selatan,
terbuktilah bahwa pool atau ujung Rawasia itu senantiasa berpindah
tempat sejauh maksimal 100 dari kutub putaran bumi atau sejauh 1.100
kilometer. Hal ini cocok dengan maksud ayat berikut :
"Dan Dia
menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama
kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu
mendapat petunjuk
Dan (Dia ciptakan) tanda-tanda (penunjuk jalan). Dan dengan bintang-bintang itulah mereka mendapat petunjuk."
(QS. 16:15-16)
Maksudnya adalah bahwa adakalanya matahari tepat menyinari daerah
equator bumi, waktu itu tercatat sekitar tanggal 21 Maret dan 22
September. Jika pada kedua tanggal itu kita memperhatikan kompas akan
kelihatanlah kedua jarumnya tepat menunjuk kearah utara dan selatan
kutub putaran bumi.
Ini memperlihatkan bahwa antara kedua ujung
Rawasia bumi terbentuk segitiga sama kaki dengan matahari sebagai titik
sudut ketiga.
Adakalanya matahari itu miring ke selatan,
penanggalan waktu itu mencatat sekitar tanggal 22 Desember, berlakulah
puncak musim panas dibelahan selatan bumi dan puncak musim dingin
dibelahan utara bumi.
Sebaliknya sekitar tanggal 21 Juni,
matahari berada maksimal di utara dan berlakulah siang yang panjang
dibelahan utara bumi dan malam yang panjang dibelahan selatan.
Pada kedua tanggal itu orang akan dapat memperhatikan bahwa jarum kompas
berpindah sejauh 100 dari kutub utara putaran bumi karena sebagaimana
dikatakan tadi, ujung Rawasia bumi senantiasa membentuk segitiga sama
kaki dengan matahari.
Bumi yang beratnya sekitar 600 trilyun
ton tidak jatuh pada matahari karena daya lantingnya (sentrifugal) dalam
mengorbit, sebaliknya dia tidak terlanting jauh keluar garis orbitnya
ditahan oleh daya jatuhnya (gravitasi) pada matahari sebagai pusat
orbit.
Daya lanting bumi dan daya jatuhnya sama besar, disebut
orang dengan Equillibrium, karena itu sampai sekarang bumi yang kita
diami ini senantiasa berputar beredar mengelilingi matahari.
Al
Qur’an sering menjelaskan persoalan rotasi dan orbit benda-benda
angkasa, tidak bertiang dan tidak bertali, semuanya bergerak dalam
keadaan bebas terapung.
Hanya Rawasialah yang berlaku sebagai
tenaga sentrifugal dan gaya tarik universal yang menyebabkan setiap
planet itu berputar disumbunya sembari membawanya berkeliling matahari.
Kini kita misalkan saja, bagaimana kalau daya lanting bumi dipakai sedangkan daya jatuhnya ditiadakan?
Ketika itu terjadi, maka praktis bumi ini akan melayang jauh
meninggalkan matahari sebagaimana yang diungkapkan dalam surah 35:41 di
atas. Jadi tenaga sentrifugal demikian dapat dipakai untuk terbang jauh
jika tenaga gravitasi dihilangkan. Akhirnya kita terbentur kepada,
“Bagaimana cara menghilangkan daya jatuhnya itu?”
Nah, kita akan mencoba mengaplikasikannya pada teknologi pesawat
terbang. Salah satu caranya adalah dengan memutar bagian pesawat secara
horizontal, bila putaran itu semakin cepat, maka akan semakin besarlah
daya sentrifugal dan semakin kecillah daya gravitasi, akhirnya daya
jatuh itu akan hilang sama sekali dan mulailah pesawat terangkat dengan
mudah tanpa pengaruh tarikan bumi.
Tentu kita akan heran,
“Bagaimana pula pesawat dapat berputar terus menerus tanpa tumpuan?”
Dari situlah kita namakan pesawat itu dengan Shuttling System yaitu
pesawat berupa piring dempet yang ditengahnya tempat penumpang.
Bagian atas, kita namakan Positif, berputar kekanan, semakin kepinggir massanya lebih tebal dan berat.
Bagian bawah, kita namakan Negatif, berputar kekiri, semakin kepinggir massanya lebih tebal dan berat.
Bagian tengah, kita namakan Neutral, tempat awak pesawat serta
perlengkapan dan mesin yang memutar positif dan negatif sekaligus.
Perlu ada satu mesin yang memutar dua piringan pada pesawat itu dari
dalam. Tidak jadi masalah apakah mesin itu sama dengan yang memutar
propeller pesawat terbang ataukah yang mengangkat roket Apollo dari
bumi.
Keliling pinggiran positif dan negatif boleh diberi
gerigi yang menolak udara sewaktu berada dalam atmosfir. Udara yang
ditolak kekiri oleh Negatif disambut tolakan kekanan oleh Positif.
Keadaannya dapat diatur begitu rupa hingga hal itu jadi tenaga untuk
mengangkat pesawat yang bebas gravitasi atau pinggiran itu boleh pula
licin saja maka tenaga naiknya harus ditimbulkan oleh ledakan dari dalam
seperlunya.
Keseimbangan putaran Positif dan Negatif yang
berlawanan arah ditimbulkan oleh satu roda gigi yang digerakkan oleh
mesin dalam ruang Neutral.
Semakin cepat putarannya akan
semakin hilanglah bobot pesawat itu untuk jatuh kebumi, karenanya
pesawat itu dapat turun naik dengan mudah atau berhenti diudara.
Bagian Neutral yang memang tebal ditengahnya, disana ada mesin yang
memutar Positif dan Negatif berlawanan arah hingga pesawat itu tidak
goncang. Kecepatan putaran itu akan menghilangkan bobot Neutral itu
sendiri, karenanya pinggiran Negatif dan Positif harus lebih berat.
Bagian Neutral memiliki saluran keatas dan kebawah pada pusat Positif
dan Negatif. Saluran itu diperlukan untuk radar dan peneropongan. Pintu
masuk terdapat dipusat Positif, yaitu diatas pesawat.
Pinggiran
yang tipis dari Neutral diberi saluran-saluran penembakan untuk
keseimbangan dan pembelokan serta untuk keperluan lainnya.
Akhirnya pesawat itu berupa piring terbang, tak membutuhkan landasan
tertentu, dapat bergerak dengan kecepatan tinggi, dan dapat leluasa
untuk berbagai keperluan di darat, laut dan angkasa bebas tanpa bobot.
Mungkin teknologi pesawat seperti ini sudah pernah dibuat pada jaman
Nabi Sulaiman, hal ini penulis tafsirkan dari ayat AlQur’an berikut :
"Dan Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman, yang perjalanannya di waktu
pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya di waktu sore sama
dengan perjalanan sebulan (pula); dan Kami alirkan cairan tembaga
baginya. Dan sebagian dari jin ada yang bekerja di hadapannya (di bawah
kekuasaannya) dengan izin Tuhannya. Dan siapa yang menyimpang di antara
mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab neraka yang
apinya menyala-nyala.
Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa
yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan
piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap
(berada di atas tungku). Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur
(kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterma
kasih."
(QS. 34:12-13)
Analisis Penulis, bahwa Nabi
Sulaiman dengan kecerdasan dan ilmu pengetahuan yang dipahaminya berkat
kebijaksanaan Allah, telah mampu memahami hukum-hukum alam termasuk apa
yang kita sebut sekarang dengan aerodinamika, kekekalan massa, kekekalan
energi dan lain sebagainya.
Sehingga beliau dapat menundukkan
alam yang pada konteks disini khususnya adalah angin sehingga dengan
teknologinya beliau mampu melakukan perjalanan secepat kilat yang
perjalanannya diwaktu pagi, jarak tempuhnya sama dengan yang ditempuh
oleh unta cepat dalam satu bulan!
Jelas, Nabi Sulaiman meskipun
berkedudukan sebagai seorang Nabi, ia tetaplah manusia biasa yang
mempunyai keterbatasan dalam bertindak, makanya tidak mungkin beliau itu
menundukkan angin seperti cerita-cerita dongeng Abrakadabra layaknya
sosok Superman atau Gatot Kaca (dalam pengertian jawa, tapi bisa berarti
lain kalau gatotkaca sebenarnya mengendarai Vimana) meskipun jika
beliau mau, bisa saja melakukannya, tapi Allah senantiasa menetapkan
hukum-hukumNya kepada manusia secara logis dan dinamis.
Mungkin
sang Nabi telah mempergunakan pesawat didalam bepergiannya yang sangat
cepat itu! Dan bahan pesawat tersebut sebagaimana yang tersirat dalam
ayat AlQur’an diatas adalah terbuat dari logam dengan menggunakan
sumbu-sumbu pada bagian bawahnya sebagai tenaga naik mula-mula keatas
untuk menghindari pengaruh gravitasi bumi.
Istimewanya lagi,
mungkin pesawat kendaraan Nabi Sulaiman ini berbentuk piring yang
laksana kolam besarnya dan mampu untuk mencapai gedung-gedung pencakar
langit yang dibuat oleh umatnya, sehingga memudahkan semua urusannya,
termasuk memonitor kerja para prajurit dan umatnya dari ketinggian.
Ingat, selain berpangkat sebagai Nabi Allah, Nabi Sulaiman juga berkedudukan sebagai seorang Raja waktu itu.
Apa yang sudah dicapai oleh Nabi Sulaiman dalam teknologi yang mungkin
adalah pesawat terbang waktu itu, belumlah bisa kita wujudkan secara
keseluruhan pada masa ini, kita baru bisa memotong kompas yang amat
sederhana.
Jika sebelumnya perjalanan dari Palembang ke Jakarta
ditempuh berkendaraan darat memakan waktu kurang lebih 1 hari penuh
(tanpa berhenti), dengan pesawat terbang bisa dicapai dalam waktu 1 jam.
Berapakah kecepatan Nabi Sulaiman pada saat itu?
Perjalanannya di waktu pagi sama dengan sebulan perjalanan unta yang cepat!
Bayangkan, berapa kecepatan yang dapat ditempuh oleh beliau dalam
mengelilingi bumi ini, bahkan mungkin hingga naik keluar angkasa dalam
satu perjalanan waktu Sulaiman.
Disini kita kembali berurusan dengan masalah ruang dan waktu yang selalu menjadi salah satu topik utama Al-Qur’an.
1 hari Allah = 1000 tahun manusia (QS. 22:47)
1 hari Malaikat = 50.000 tahun manusia (QS. 70:4)
1 hari Nabi Sulaiman = 2 bulan manusia (QS. 34:12)
Bandingkan dengan waktu tempuh Rasulullah Muhammad Saw selaku Nabi
penutup dalam perjalanannya ke Muntaha melewati garis tengah bima sakti
yang dalam perhitungan sekarang = 10 milyar tahun cahaya dalam waktu 1
malam atau 1/2 hari manusia untuk menghadap Allah!
Sungguh, Allah Maha Besar dan Maha Berkuasa atas segala sesuatunya.
Pada bahagian yang lain, AlQur’an juga menyatakan bahwa teknologi yang
dimiliki oleh Nabi Sulaiman juga telah mencakup teknologi tranformasi,
ingat pada peristiwa pemindahan singgasana ratu Saba’ yang dilakukan
oleh seseorang yang mempunyai ilmu dari kitab dari kerajaan Nabi
Sulaiman.
"Berkata Sulaiman: “Hai pembesar-pembesar, siapakah
diantara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku
sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri.”
Berkata ‘Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: “Aku akan datang
kepadamu dengan membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu berdiri
dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya
lagi dapat dipercaya.”
Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu
dari Al-Kitab: “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu
berkedip”. Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di
hadapannya, iapun berkata: ”Ini termasuk karunia Tuhanku untuk menguji
aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan bi’mat-Nya). Dan
barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya
sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha
Kaya lagi Maha Mulia.”
(QS. 27:38-40)
Dr. Yahya Sa’id
al-Mahjari, seorang sarjana Muslim Arab dari Mesir yang sekarang
bertugas sebagai konsultan utama tentang keadaan energi dan lingkungan
pada pusat Pengkajian Teknologi di Finlandia mengatakan bahwa apa yang
dilakukan oleh “seseorang” tersebut dipandang dari sudut ilmu
pengetahuan modern yang ada pada kita sekarang ini benar-benar suatu
langkah maju sekali.
Pertama, dia telah mengubah singgasana
Ratu Saba’ menjadi semacam energi (tidaklah penting apakah energi itu
berupa panas seperti yang kita dapatkan dari peralatan atomik, model
sekarang yang berkapasitas rendah) namun suatu energi yang menyerupai
listrik atau cahaya dapat dikirim lewat gelombang listrik magnetik.
Kedua, ia berhasil mengirim energi itu dari negeri Saba’ di Yaman ke
negri Nabi Sulaiman di Palestina. Karena kecepatan penyebaran gelombang
listrik magnetik sama dengan kecepatan cahaya, yaitu 300.000 km
perdetik, maka waktu yang ditempuh energi itu untuk sampai ke negeri
Nabi Sulaiman adalah kurang dari satu detik, meskipun jarak antara Saba’
dan kerajaan Nabi Sulaiman mencapai 3.000 kilometer.
Ketiga,
ia mampu mengubah energi itu, ketika tiba dikerajaan Nabi Sulaiman,
menjadi materi sama persis seperti gambaran materi sebelumnya (proses
materialisasi), artinya setiap benda, bagian, dan atom kembali kebentuk
dan tempat asalnya semula.
Sesungguhnya energi (at-thaqqah) dan
materi (al-maddah) adalah dua bentuk berbeda dari benda yang sama.
Materi bisa berubah menjadi energi dan sebaliknya.
Manusia saat
ini telah berhasil mengubah materi menjadi energi dalam berbagai
perlengkapan atau peralatan dengan memanfaatkan energi atom antara lain
melahirkan atau memproduksi energi listrik untuk kemaslahatan peradaban
manusia banyak.
Meskipun demikian, kemampuan manusia dalam
mengubah materi menjadi energi masih berada dalam tahap perbaikan serta
pengembangan. Demikian pula, manusia telah berhasil kendatipun dalam
kadar sangat minim dan rendah, mengubah energi menjadi materi dengan
alat yang disebut Akselerator partikel (particel accelerator).
Walaupun demikian, kadar kemampuan dalam hal itu masih terus
ditingkatkan dan disempurnakan, sehingga kita akan sampai pada satu
kesimpulan, pengubahan materi menjadi energi dan sebaliknya merupakan
pekerjaan yang dapat dilakukan secara ilmiah dan praktis.
Jika
manusia kelak bisa melakukan perubahan antara materi dan energi dengan
mudah, maka pasti ia akan menghasilkan perubahan total dan mendasar.
Bahkan, boleh jadi, manusia melahirkan revolusi besar-besaran dalam
kehidupan modern sekarang.
Salah satu sebab yang memungkinkan
pengiriman energi adalah menggunakan kecepatan cahaya pada gelombang
mikro ketempat mana saja yang kita inginkan, yang kemudian kita ubah
kembali menjadi energi.
Dengan cara itu, kita bisa mengirim
peralatan atau perlengkapan apa saja, bahkan rumah berikut isinya bisa
dipindahkan ke daerah mana saja dimuka bumi ini menurut pilihan kita
atau malah dipindahkan ke bulan atau Mars sekalipun hanya dalam beberapa
detik atau beberapa menit saja, sebagaimana yang sering kita tonton
dalam serial televisi StarTrex.
Tetapi satu hal yang masih
diakui sebagai kendala utama oleh para sarjana fisika untuk membuktikan
mimpi ini adalah menggabungkan dan merangkaikan bagian-bagian atau
atom-atom partikel dalam bentuk aslinya secara sempurna sehingga setiap
atom diletakkan pada tempat semula sebelum atom itu diubah menjadi
energi guna melakukan tugas pokoknya.
Masih ada kesukaran lain
yang harus dihadapi oleh Sains modern, yaitu kemampuan menghimpun
gelombang elektro magnetik yang ada sekarang, yang tampaknya hanya 60%
saja. Ini disebabkan berpencarnya gelombang itu di udara.
Mengubah materi menjadi gelombang mikro telah tercapai sekarang ini
dengan metode yang ditempuh manusia dalam bentuk aslinya yang memerlukan
pengubahan materi menjadi energi panas, lalu energi mekanik kemudian
energi listrik dan terakhir dikirimkan lewat gelombang mikro.
Itulah sebabnya kita mendapatkan bahwa bagian terbesar dari materi yang
kita dahulukan membuatnya itu tercerai-berai dicelah-celah perubahan
tersebut, dan sisanya hanya bagian kecil saja yang dapat kita kirimkan
lewat gelombang mikro. Kemampuan pengubahan energi mekanik menjadi
energi listrik tidak akan lebih dari 20%.
Meskipun kita telah
melewati kelemahan teknologi sekarang dalam mengubah uranium menjadi
energi, maka yang berubah menjadi energi itu hanyalah bagian kecil dari
uranium. Sementara sisanya ada pada panas nuklir yang memancarkan
energinya pada ribuan dan jutaan tahun dan berubah menjadi anasir lain
sehingga akhirnya menjadi timah.
Jika saja kita bisa
memanfaatkan sebagian lagi dari materi yang tercerai-berai itu, tentulah
berarti jika kita mulai membuat singgasana Ratu Saba’, lalu kita ubah
menjadi energi melalui suatu metode tertentu dan kita kirimkan energi
ini via gelombang mikro kemudian gelombang ini kita terima lagi lalu
kita ubah sekali lagi menjadi energi atau diubah menjadi materi, maka
kita tidak akan mendapatkan lebih dari 5% dari singgasana Ratu Saba’
itu.
Sisanya tercerai-beraikan dicelah-celah
perubahan-perubahan itu jika kita lihat kemampuan paling minimal dalam
praktik ini. Yang 5% dari materi asli itu tidak akan cukup untuk
membangun satu bagian kecil saja dari singgasana Ratu Saba’, baik
kakinya maupun tangannya.
Namun hasil yang dicapai oleh
prajurit Nabi Sulaiman itu adalah 100% sehingga sang Nabi sendiri
berkata sebagaimana disebutkan dalam AlQur’an :
Dia berkata:
“Rubahlah baginya singgasananya; maka kita akan melihat apakah dia
mengenal ataukah dia termasuk orang-orang yang tidak mengenal.”
Dan ketika Balqis datang, ditanyakanlah kepadanya: “Serupa inikah
singgasana mu?” Dia menjawab: “Seakan-akan singgasana ini singgasanaku,
kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan kami adalah orang-orang
yang berserah diri.”
(QS. 27:41-42)
Sayangnya,
sebagaimana yang umum terjadi di setiap negeri yang makmur, akan selalu
ada kelompok-kelompok tertentu yang iri dan dengki dengan keberhasilan
orang lain, begitupula halnya dengan pemerintahan Nabi Sulaiman, ada
orang-orang yang ingkar kepada Allah dan kenabiannya mengatakan hal-hal
yang mereka buat-buat :
"Dan mereka mengikuti apa yang dibaca
oleh setan-setan (jin) pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka
mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak
kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya setan-setan itulah yang kafir.
Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada
dua orang Malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang
keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seseorang pun sebelum
mengatakan: “Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu
janganlah kamu kafir.”
(QS. 2:102)
Sulaiman, adalah
seorang yang cerdas dan mumpuni serta mendalam ilmunya, baik di bidang
teknologi maupun psikologi, dia juga mengetahui bahwa betapa kekuasaan
yang telah diberikan oleh Allah kepadanya adalah suatu hal yang berat
dan penuh tanggung jawab, ia pesimis bahwa sepeninggalnya kelak
kerajaannya akan tetap langgeng, aman sejahtera sebagaimana sewaktu dia
masih ada.
Selain itu ia juga khawatir bahwa ketinggian
teknologi kerajaannya itu akan menimbulkan kekacauan dan malapetaka bagi
manusia jika sampai jatuh ke tangan yang tidak bertanggung jawab.
Karenanya Sulaiman dengan kedudukannya sebagai seorang Nabi telah berdoa kepada Allah :
"Ia berkata: ”Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku
kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang jua pun sesudahku,
sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi.”
(QS. 38:35)
Sungguh besar perhatian Nabi Sulaiman bagi peradaban manusia, melalui
doanya itu, beliau bukan ingin menghalangi orang lain mencapai peradaban
yang tinggi melampui apa yang dicapainya, melainkan malah ingin
menghindarkan kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh kemajuan itu
sendiri.
Apa yang telah dicapai oleh Nabi Sulaiman, sebuah
kerajaan yang besar dan megah, beristanakan kaca serta dipenuhi dengan
berbagai gedung yang menjulang tinggi dan kecepatannya dalam sehari dua
bulan perjalanan manusia biasa.
Disertai pula kemampuannya
berbahasa binatang sekaligus mampu mengendalikan prajurit dan buruh
tangguh yang terdiri dari Jin dan manusia serta pasukan burung yang
dapat ia perintah menurut apa yang dikehendakinya lengkap dengan segala
kemajuan teknologinya, termasuk transformasi.
"Dan (telah Kami
tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang
berhembus dengan perintahnya ke negeri yang telah Kami memberkatinya.
Dan adalah Kami Maha Mengetahui segala sesuatu."
(QS. 21:81)
Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan).
(QS. 27:17)
Dan Kami telah tundukkan (pula kepada Sulaiman) segolongan
syaitan-syaitan (jin) yang menyelam (ke dalam laut) untuknya dam
mengerjakan pekerjaan selain daripada itu; dan adalah Kami memelihara
mereka itu.
(QS. 21:82)
Dikatakan kepadanya: “Masuklah ke
dalam istana.” Maka tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya
kolam air yang besar, dan disingkapkannya kedua betisnya. Berkatalah
Sulaiman: “Sesungguhnya itu adalah istana licin yang terbuat dari kaca”.
Berkata Balqis : “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim
terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah,
Tuhan semesta alam”.
(QS. 27:44)
Apa jadinya jika kekuasaan
yang dicapai oleh Nabi Sulaiman itu dipegang oleh orang lain dan dibuat
untuk kerusakan sesama manusia? Sungguh sukar untuk dibayangkan.
==================
Dengan tidak mempersempit pemikiran mengenai fenomena UFO, ETI, dan
hal-hal lainnya yang berbau makhluk luar angkasa, ada satu kemungkinan
yang prosentasenya berbanding sama.
Bahwa apa yang kita lihat
selama ini dengan UFO dan berbagai fenomena mengelilinginya tidak lain
adalah sisa-sisa peradaban yang dilestarikan oleh para Jin dan setan
hingga hari ini dan diajarkan kepada beberapa orang manusia tertentu
untuk membuat kekacauan di dunia.
0 komentar:
Posting Komentar